Perpustakaan merupakan suatu sarana pembelajaran yang dibutuhkan bagi masyarakat umum, khususnya para pelajar untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan, sehingga bisa membantu peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
Standar Nasional Perpustakaan terdiri dari :
1. Standar Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan yang baik akan menyediakan koleksi buku yang berkualitas, dengan buku-buku yang mudah dijangkau baik dengan datang langsung ke perpustakaan atau melalui ponsel.
2. Standar Sarana dan Prasarana
Perpustakaan yang berstandar nasional mampu memberikan sarana prasarana lengkap. Mulai dari rak buku yang awet dan kokoh, meja dan kursi yang nyaman, sirkulasi udara yang baik, penyediaan jaringan internet yang cepat, tersedianya ruang untuk ibadah, dan tersedianya toilet.
3. Standar Pelayanan Perpustakaan
Pekerja di perpustakaan sudah selayaknya memberikan pelayanan yang nyaman dan ramah. Termasuk dalam peminjaman buku, pengembalian buku, hingga keramahan dalam bertugas.
4. Standar Tenaga Perpustakaan
Tenaga di perpustakaan dituntut ahli dalam bidangnya, berasal dari lulusan D3, S1 bahkan S2 atau S3, serta memperoleh pelatihan kepustakawan dari lembaga pendidikan yang terakreditasi.
5. Standar Penyelenggaraan
Setiap kegiatan perpustakaan yang dilaksanakan sekiranya diselenggarakan dengan terstruktur dan sistematis.
6. Standar Pengelolaan
Koleksi buku di perpustakaan sebaiknya dikelola dengan terperinci, untuk mengantisipasi data hilang.
Otomatisasi Perpustakaan adalah kemudahan pengelolaan perpustakan menggunakan sistem dengan bantuan teknologi informasi yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan akurat. Adapun beberapa bidang yang dapat dikelola melalui otomatisasi meliputi bidang pengadaan bahan pustaka seperti:
- - Pengolahan bahan pustaka OPAC (Online Public Access Catalog),
- - Sirkulasi bahan pustaka
- - Pengelolaan anggota
- - Statistik
- - Dan lain sebagainya.
Tujuan Otomatisasi Perpustakaan Berstandar Nasional adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan, sehingga tenaga kerja perpustakaan tidak lagi bekerja secara manual, dengan ini diharapkan akan mengurangi kesalahan kegiatan yang dilakukan secara rutin.
Selain tujuan utama, ada pula beberapa tujuan otomatisasi perpustakaan berstandar nasional lainnya yaitu memudahkan integrasi berbagai kegiatan perpustakaan, memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan, membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan, menghindari kegiatan perpustakaan yang bersifat mengulang dan menghabiskan banyak kertas.
Manfaat Otomatisasi Perpustakaan Berstandar Nasional :
- 1. Mudah Dikelola dan Disimpan
- 2. Mempercepat Proses Menemukan Kembali Informasi
- 3. Mempercepat Proses Pengolahan, Peminjaman dan Pengembalian
- 4. Memudahkan Membuat Laporan Statistik
- 5. Mempermudah Proses Pengelolaan Bahan Pustaka
- 6. Mempermudah Komunikasi antar Perpustakaan
- 7. Memperluas Jasa Perpustakaan
- 8. Pengembangan Infrastruktur Nasional, Regional, dan Global.
Komponen Otomatisasi Perpustakaan Berstandar Nasional
Perpustakaan yang berstandar nasional akan memiliki komponen yang saling mendukung dan terkait satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Pangkalan Data
Tujuannya untuk memperoleh data dari semua koleksi buku yang dimiliki, lebih mudah dalam proses pengideksan dan proses penelusuran informasi. Sehingga tidak perlu lagi melakukan pencatatan pada kertas atau buku dalam jumlah yang besar.
2. Pengguna (User)
Terbagi menjadi 2 yaitu pengguna sebagai penerima layanan dan pengguna sebagai pengelola sistem.
3. Komitmen Pengelola Perpustakaan
4. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras meliputi komputer dan alat bantunya seperti printer, scanner, dan sebagainya.
5. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak digunakan sebagai alat bantu dalam mengefisienkan dan mengefektifkan proses otomatisasi.
6. Jaringan/network
Kendala dalam Otomatisasi Perpustakaan Berstandar Nasional:
1. Kesalahpahaman tentang Otomatisasi Perpustakaan
Kesalahpahaman tentang anggaran yang dikeluarkan, orang berpikir dengan adanya otomatisasi maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar, anggapan itu ternyata salah. Justru karena adanya otomatisasi maka biaya dalam pencatatan akan bisa ditekan sekecil mungkin.
2. Kurangnya Staff yang Terlatih
Staff yang menangani otomatisasi perpustakaan setidaknya harus punya keahlian di bidang komputer, bahkan kalau perlu memiliki tenaga ahli. Dengan staff yang tidak terlatih maka otomatisasi perpustakaan akan tidak berjalan dengan semestinya.
3. Kurangnya Dukungan dari Pihak Pimpinan
Tanpa dukungan pimpinan maka otomatisasi tidak optimal, dukungan yang diberikan pimpinan bisa berupa dana, pengembangan staff dan lain sebagainya.
4. Input Data
Untuk perpustakaan yang memiliki jumlah koleksi yang cukup besar maka dibutuhkan waktu yang lama untuk melakukan input data. Sebaiknya pada permulaan melakukan otomatisasi tetap menggunakan dua sistem, yaitu sistem manual dan sistem otomatis.
Post a Comment